Howdy, pernah makan es kopyor? Kesan pertama enak banget dan mahal banget…hehehe…
Segelas es kopyor lengkap dengan susu kental manis dan sirup merah dibandrol antara Rp.25.000 – Rp. 40.000 plus tax 10% (kalau di restoran besar). Kenapa harganya begitu mahal?
- Pertama, presentase buah cukup rendah karena dalam satu tandan hanya terdapat sekitar 10-20% kelapa kopyor.
- Kedua, kualitas bibit yang ditanam masih kurang baik dan media tanam (tanah) masih apa adanya tanpa ada treatment khusus.
- Ketiga, serangan hama seperti hama kumbang badak, hama kumbang sagu dan ulat penggeret daun.
- Keempat, masih terbatasnya bibit varietas unggul.
Ke 4 faktor diatas menyebabkan supply sangat rendah sementara demand kelapa kopyor semakin tinggi dari masyarat penggemar es kopyor maupun industri minuman dan makanan dengan rasa kopyor seperti klaapetaart dan ice cream.
Kondisi ini mendorong sebuah Pusat Penelitian yang berkedudukan di Bogor untuk melakukan penelitian guna menghasilkan varietas unggul bibit pohon kelapa kopyor.
Saat ini mereka telah berhasil mengembangkan varietas unggul bibit pohon kelapa kopyor melalui kultur jaringan. Teknik ini disebut dengan teknik embryo rescue. Prosesnya sendiri melalui 5 tahapan dan memakan waktu sekitar 1 tahun dari embrio menjadi bibit yang siap tanam. Hal ini sesuai penjelasan dari nara sumber Bpk. Dr. Ir. Imron Riyadi, MSi dan Ibu Dr. Ir. Hayati Minarsih, MSc. ketika saya memenuhi undangan mereka ke lokasi pembibitan di kebun Ciomas, Bogor.
Selama ini kelapa kopyor merupakan buah langka karena hanya dihasilkan dari pohon yang memiliki gen atau pembawa sifat kopyor saja. Pembiakan kelapa kopyor melalui pengecambahan bijinya tidak mungkin tercapai, karena daging buah yang merupakan cadangan makanan tidak dapat mendukung pertumbuhan embrionya. Teknik kultur embrio memungkinkan dirakitnya bibit kelapa kopyor melalui pengkulturan embrionya secara in vitro pada media buatan dan menghasilkan buah hampir 100% kopyor. Tehnologi perakitan bibit kopyor secara komersial ini telah diberi hak paten oleh Ditjen Hak Cipta.
Ada 2 jenis bibir kopyor yang berhasil dikembangkan, yaitu jenis Dalam (Tall) dan Genjah (Dwarf). Jenis Dalam mempunyai usia produktif setelah 5 tahun penanaman, sedangkan jenis Genjah mencapai usia produktif setelah 3 tahun penanaman. Pohon kelapa kopyor jenis Genjah ini juga tidak tinggi, seperti yang saya lihat hanya sekitar 2 meter untuk pohon yang telah berumur 9 tahun.
Courtesy of Youtube
Hadirnya varietas unggul ini membuka peluang usaha bagi masyarakat karena :
- Masa panen hanya sekitar 3 tahun setelah penanaman untuk jenis bibit Genjah. Setelah panen pertama akan diikuti oleh panen kedua dan seterusnya setiap 4 minggu sekali.
- Buah yang dihasilkan sekitar 75–120 butir/pohon/tahun.
- Harga buah kelapa kopyor 10x lipat dari kelapa biasa
- Tidak memerlukan lahan yang luas karena bisa ditanam dihalaman rumah, dan bibit pohon bisa dibeli satuan
- Pemeliharaan yang mudah, karena kelapa termasuk tanaman yang “bandel”
- Usia produktif yang panjang sekitar 20-30 tahun dengan masa panen setiap bulan
- Untuk lahan 1 hektar dapat ditanami sekitar 204 pohon
- Tinggi pohon jenis Genjah hanya sekitar 2 meter
Selain itu, peluang usaha agrowisata kelapa kopyor belum ada di Indonesia. Mungkin bisa menjadi alternatif bagi teman-teman yang memiliki tanah luas tetapi belum produktif.
Resto atau cafe khusus yang menyediakan variasi makanan dan minuman dari kelapa kopyor juga belum ada.
Teman-teman, usaha kopyor ini sangat menarik dan menjanjikan keuntungan yang lumayan dengan BEP yang cepat karena dapat panen setiap bulan. Bagi mereka yang sudah menjelang masa pensiun, investasi kelapa kopyor ini layak untuk dipertimbangkan. Bila dimulai dari sekarang, maka ketika teman-teman memasuki pensiun, usaha ini sudah dapat menghasilkan. Sehingga pendapatan rutin bisa diperoleh walaupun sudah tidak bekerja di kantor lagi.
Sedangkan bagi teman-teman yang masih muda, tidak ada salahnya memulai usaha ini sebagai investasi di masa tua.
Untuk info lebih detail mengenai peluang usaha ini silakan menghubungi saya via WA 081310971107.
Courtesy of Youtube
Courtesy of Youtube
Courtesy of Youtube
Tidak ada komentar:
Posting Komentar