Saat ini permintaan kelapa untuk minuman air kelapa sangat tinggi, hampir semua restoran dan tempat rekreasi memerlukan, karena itu budidaya kelapa pasti untung. Apalagi kalau yang dibudidayakan adalah kelapa kopyor.
Hal tersebut diungkapkan oleh Dr. Agus Susanto, peneliti senior Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) kepada perkebunannews.com, di Purwakarta.
Saat ini harga kelapa kopyor sangat tinggi atau berkisar antara Rp 25.000 – 30.000/butir di kebun. Nilai ekonominya jauh lebih tinggi , sehingga bisnis budidaya kelapa kopyor sangat menggiurkan.
“Selain itu, kelapa kopyor itu sendiri termasuk varietas asli Indonesia yang berasal dari Pati, Jawa Tengah. Tetapi karena sifatnya yang homozigot resesif maka peluang terjadinya kopyor hanya 25%,” jelas Agus.
Di Pati sendiri, Agus mengatakan dalam satu janjang hanya 1-2 buah saja yang kopyor. Itulah sebabnya meskipun permintaan tinggi tetapi penambahan pasokan tidak naik signifikan. Apalagi areal kebun kelapa milik petani luasannya kecil-kecil. .
PPKS sudah bisa mengatasi masalah ini dengan teknologi kultur embrio. Melalui kultur embrio dihasilkan bibit yang mampu menghasilkan kopyor 100%.
Saat ini Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) mengelola kebun kelapa kopyor sekaligus pembibitan lewat kultur embrio bekerjasama dengan PTPN VIII seluas 3 ha di Purwakarta, Jawa Barat.
Dedi Waskito, Kepala Kebun Kelapa Kopyor PPKS, menambahkan bahwa saat ini PPKS mampu menghasilkan bibit kelapa kopyor sebanyak 1.500/bulan.
“Saat ini banyak orang yang ingin menanam sehingga harus antri. Setiap ada bibit yang siap tanam sudah langsung diambil konsumen,” kata Dedi.
Sedang produksi kelapa kopyor dengan luas kebun sebesar 3 ha, setiap bulan mampu menghasilkan 1.500 – 1.700 butir. Pembeli kelapa juga antri tiap ada produksi 500 butir langsung diangkut. “Tapi harus diakui meskipun permintaan sangat tinggi tetapi dengan luas kebun 3 ha hanya ini kemampuan kita. Bahkan permintaan dari sebuah perusahaan ice cream kita tidak bisa penuhi,”
Melihat situasi pasar dan pasokan, Agus menyarakan kepada masyarakat untuk menanam kelapa kopyor karena dengan permintaan yang tinggi bisa meningkatkan kesejahteraanya. Kuncinya adalah menggunakan bibit yang berasal dari kultur embrio PPKS yang 100% kopyor.
Adapun masalah utama budidaya kelapa adalah kumbang Oryctes . Banyak orang menanam kelapa hancur karena hama ini. “Maka dalam hal ini kita PPKS sudah menyediakan teknologi yang bisa mengatasinya yaitu penggunaan feromon,” kata Agus lagi. .
Bertanam kelapa kopyor 1 ha itu sudah bagus sekali. Pada luas lahan 1 rante atau 400 m2 bisa menanam 9 batang. Karena harga bibit yang mahal biaya awal investasi tahun pertama sampai Rp 12 juta, dengan komponen terbesar untuk bibit sedang sisanya untuk penanaman, perawatan, pupuk organik dan feromon. Tahun ke empat kalau menggunakan kopyor genjah sudah bisa berbuah.
Dengan harga kelapa kopyor Rp 25.000/butir maka setiap tahun bisa menghasilkan Rp 12.150.000, maka dalam lima tahun total pengeluaran Rp 17.580.000 sedang pendapatan Rp 24.300.000, sehinggakeuntungannya bisa mencapai Rp 6.720.000.
Kemudian untuk tahun ke enam total pendapatan Rp 12.150.000 sedang pengeluaran Rp 1.700.000, maka keuntuntungan bisa mencapai Rp10.450.000/tahun atau perbulan bisa menghasilkan Rp 870.833,33.
“Dengan begitu tahun ke 7 sudah bisa daftar haji. Ini dengan luas lahan hanya 20 x 20 m saja . Kalau punya 1 hektar maka keuntungan per bulan mencapai Rp20 juta,” kata Agus dengan penuh semangat. S
Tidak ada komentar:
Posting Komentar